watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita Sexs
Malam Yg terasa panjang

Kisah ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu. Saat itu
aku masih kuliah. Aku sedang sendirian di rumah,
karena orang tuaku sedang pergi ke luar kota
menghadiri sebuah acara. Sebenarnya, aku sudah
sering ditinggal sendirian di rumah. Tetapi entah
mengapa, malam itu aku merasa sangat
kesepian. Setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya aku
memutuskan untuk menelpon pacarku, Fredi,
dan memintanya untuk menemaniku. Dia pun
menyetujuinya bahkan berencana untuk
menginap.
Satu jam kemudian, dia datang. Kami mengobrol
sejenak. Karena malam itu adalah malam
minggu, maka kami berencana untuk pergi
nonton. Satu hal yang tidak mungkin kulakukan
saat orang tuaku ada di rumah.
Pukul 21:00 kami keluar, namun kami tidak
langsung menuju gedung bioskop, melainkan
mencari makan dulu. Setelah itu, kami memesan
tiket. Bioskop yang kami kunjungi ini dekat
dengan rumahku, dan tidak terlalu ramai walau
malam minggu sekalipun. Jadi kami dapat bebas
memilih tempat duduk. Seperti biasa, kami
memilih tempat duduk favorit kami. Barisan
tengah, dekat tembok.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya film
pun dimulai. Pada mulanya, kami hanya saling
berpegangan tangan dan sesekali tangannya
membelai wajahku. Ketika film sudah setengah
jalan, ada adegan dimana pemainnya melakukan
hubungan badan (yang kemudian disensor). Aku
meliriknya, dia terlihat acuh tak acuh, namun tiba-
tiba kurasakan tangannya mulai bergerak ke arah
rokku. Saat itu aku memakai rok selutut, sehingga
tangannya dengan mudah berhasil menyelinap ke
baliknya dan membelai pahaku. Darahku mulai
berdesir. Tanganku pun mulai bergerak membelai
daerah selangkangannya. Kami melakukan hal itu
selama beberapa saat, hingga akhirnya aku
berkata, “Mas, jangan di sini.”
Dia mengamati wajahku. Kemudian
menghentikan aktivitasnya.
Film telah selesai, dan kami telah berada di
rumah. Setelah mengunci semua pintu dan
mematikan lampu, aku pun naik ke lantai 2
menuju kamarku. Kulihat Fredi sedang di kamar
mandi. Aku mengganti bajuku dengan baju tidur
yang berbentuk daster, dan bergantian dengan
Fredi masuk ke kamar mandi untuk menggosok
gigi. Ketika aku kembali ke kamar, Fredi sedang
tidur di tempat tidurku hanya memakai celana
pendek, entah dia sudah benar-benar tidur atau
belum. Ketika sedang menyisir rambutku,
kurasakan sebuah tangan memeluk pinggangku
dari belakang. Ternyata Fredi.
Dia sudah berdiri di belakangku sambil menciumi
rambutku.
“Rambutmu wangi Dik, baru keramas ya..?”
katanya lembut dekat dengan kupingku.
Aku pun mengangguk. Dia menyibakkan
rambutku dan menciumi tengkukku. Tengkukku
merupakan daerah sensitifku, dan perlakuannya
itu membuatku terangsang. Kubalikkan badanku
menghadapnya, dan langsung menyambut
bibirnya. Kami berciuman dengan penuh nafsu
dan tangannya mulai masuk ke balik dasterku,
meremas pantatku.
Tanganku mulai menelusuri punggungnya ke
arah bawah, hingga aku bisa meraih celananya
dan langsung kulepaskan berikut celana
dalamnya. Kuremas batang kemaluannya yang
sudah mengeras. Dia melepas bibirnya dari
bibirku dan mulai melepas pakaianku, mulai dari
daster sampai BH-ku dengan cepat
dilepaskannya, hingga tinggal celana dalam saja
yang melekat di tubuhku. Lalu dia membopong
dan membaringkan tubuhku di atas tempat tidur.
Setelah memposisikan tubuhnya di atas tubuhku,
kami mulai berciuman lagi. Namun kali ini,
ciumannya tidak hanya pada satu tempat.
Lidahnya menelusuri seluruh bagian tubuhku,
wajah, leher, dada, perut. Setelah menjilati
perutku, dia menuju ke arah payudaraku.
Dijilatinya daerah sekitar puting susuku,
sementara tangannya meremas-remas
payudaraku yang lain. Lidahnya mulai
mempermainkan puting susuku, lalu kadang-
kadang dia menggigit atau menghisapnya dalam-
dalam. Aku mendesah keenakan sambil meremas
rambutnya yang lebat.
Setelah puas dengan yang di sebelah kiri, dia pun
pindah melahap payudaraku yang sebelah kanan.
Setelah itu lidahnya menelusuri perutku lagi,
namun begitu sampai di celana dalamku, dia
langsung menggigitnya dan menariknya hingga
lepas. Dilebarkannya kedua kakiku dan dengan
gerakan yang pasti dia membenamkan kepalanya
di antara kedua kakiku itu. Pertama, dia menjilati
klitorisku, membuatku menggelinjang menahan
rasa geli. Kemudian lidahnya digerakkan menuju
bibir kemaluanku yang sudah sangat basah.
Lidahnya dengan pasti menyusup ke dalam
lubang senggamaku, sementara tangannya terus
meremas kedua payudaraku.
Desahan-desahan terus keluar dari mulutku, “Oh..
ah.. enak sekali Mas.. ooh..!”
Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang akan
keluar, “Maas, aku mau keluar..!”
Mendengar teriakanku ini, dia semakin bernafsu
mempermainkan liang senggamaku dengan
lidahnya. Lalu aku merasa tubuhku menegang
diiringi rasa nikmat yang luar biasa, dan tanpa
sadar kepalanya yang berada di antara pahaku
kujepit.
Dia menunggu orgasmeku lewat, dan setelah aku
tenang dia berbisik di telingaku, “Gimana
rasanya..?”
“Enak sekali Mas..,” aku menjawab sambil
tersenyum.
“Aku juga ingin merasakannya..,” dia berkata
membalas senyumanku.
Posisi kami sudah berbalik. Sekarang dia sudah
berbaring di bawahku. Aku mulai dengan
menciumi bibirnya, wajahnya, lalu turun ke leher,
dada dan perut. Kuraba batang kejantanannya
yang masih mengeras dan dengan perlahan
kuarahkan ke mulutku. Kujilati perlahan batang
kemaluan itu, dan setelah seluruh permukaannya
basah, aku pun memasukkannya ke dalam
mulutku. Bagiku, ukuran batang kemaluannya
termasuk besar, sehingga aku harus membuka
mulutku lebar-lebar agar seluruhnya bisa masuk.
Kukocok batang kemaluannya dengan mulutku,
dan sesekali kuhisap. Aku mendengar
lenguhannya setiap kali batangnya kuhisap,
“Wow.. ooh.. oohh..”
Mendengar lenguhannya itu, aku semakin
bernafsu. Kupercepat kocokanku dan lebih sering
lagi kuhisap. Tidak berapa lama, dia mengalami
ejakulasi. Kurasakan air maninya di mulutku,
yang kemudian langsung kutelan semuanya.
Kuperhatikan wajahnya, dia nampak seperti
kesakitan, namun setelah selesai, dia menarik
nafas.
Dia berkata, “Terima kasih, sungguh nikmat
sekali.”
Aku membalas dengan mencium lembut
bibirnya, lalu berbaring di sebelahnya.
Kami berdiam diri sejenak. Namun tidak berapa
lama, tangan kami mulai meraba-raba lagi. Dia
meraba bibir kemaluanku, sedangkan aku meraba
batang kejantanannya. Bibir kami saling
berpagutan, hingga kurasakan batang
kejantanannya kembali menegang dan liang
senggamaku mulai basah. Kemudian dia
berguling ke atasku, kali ini batang kejantanannya
digesek-gesekkan ke bibir kemaluanku. Bibir kami
masih tetap berpagutan. Tangannya mulai
membimbing batang kemaluannya menuju ke
lubang senggamaku. Aku mulai merasa batang
kejantanannya perlahan-lahan masuk.
Perlu diketahui, bahwa walaupun kami sudah
sering berhubungan atau bercinta dan bercumbu,
namun saya masih perawan. Hal ini memang
belum pernah terjadi sebelumnya, karena
memang keadaan diantara kami yang tidak
memungkinkan kami untuk bertindak ke hal yang
lebih. Tetapi apa yang kami lakukan saat ini benar-
benar merupakan kesempatan buat kami
merasakan sensasi hubungan seks yang
sebenarnya, selayaknya seorang suami yang
mencumbu istri tersayangnya.
Dia memandang wajahku, dan ketika melihatku
tersenyum, dia mulai menggerakkan batang
kejantanannya keluar masuk, walaupun baru
bagian kepalanya saja yang sudah masuk ke
dalam liang keperawananku. Rasanya enak tetapi
sekaligus juga geli. Kulihat dia pun menikmatinya.
Tiba-tiba dia berhenti dan bertanya, “Apa kamu
mau melakukannya..?”
Aku memandangnya, aku berpikir bahwa aku
sudah berpacaran dengannya lebih dari 4 tahun
dan aku memang menginginkannya.
Aku pun menjawab mantap, “Ya Mas, ayo
lakukan..!”
Perlahan dia mulai mendorong batang
kemlauannya masuk, namun tiap kali aku
meringis kesakitan, dia berhenti, lalu mulai lagi
hingga akhirnya batang kejantanannya benar-
benar terbenam di dalam liang keperawananku.
Aku merasa kemaluanku begitu penuh hingga
aku tidak dapat merasakan gerakan ototnya lagi.
Namun dia justru berkata, “Aaah, enak sekali
pijatanmu Dik..!” sambil menikmati penetrasinya
yang sukses dia lakukan.
Saya yang saat itu dilingkupi perasaan sakit
karena baru pertama kalinya ditembus oleh
batang kejantanan lelaki. Tetapi perasaan itu tidak
lama kurasakan, karena sebentar kemudian
kurasakan kenikmatan setelah melihat wajahnya
yang begitu kusuka.
Setelah diam sesaat, dia mulai menggenjot
batang kejantanannya keluar masuk liangku yang
saat itu sudah tidak lagi perawan. Tiba-tiba dia
menarik badanku ke pinggir tempat tidur hingga
dia sekarang dalam posisi berdiri. Dia kembali
menggenjot, dan dia membasahi jarinya dengan
ludah lalu mengusapkannya ke klitorisku. Aku
menggelinjang hebat. Rasanya nikmat sekali. Aku
mulai meremas-remas payudaraku, namun
kemudian dia menepis tanganku dan dengan
penuh nafsu melahap payudaraku. Aku
merasakan sensasi yang sangat hebat.
Batang kejantanannya ada di dalam liang
senggamaku, tangannya mengusap-usap
klitorisku dan mulutnya menghisap payudaraku.
“Ooohh.. enak Sayang.., ooh.. sungguh
nikmat..!” erangku.
“Aku juga Sayang.., kita keluarkan bersamaan
yah..?” katanya ditengah-tengah permainan seks
yang kami lakukan.
Setelah melakukannya dengan posisi yang sama
selama kurang lebih 10 menit, kami pun
mencapai orgasme secara bersamaan. Dan
kemudian tergeletak lemas karena kelelahan. Saat
itu sudah pagi, namun kami tidur dengan lelap
hingga hari menjelang sore.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/996
U-ON

inc Powered by Xtgem.com